Inews Gianyar – Komunitas seniman lokal Bedulu Artist Community (Himpunan Seniman Bedulu) resmi membuka pameran seni rupa bertajuk “Metangi” pada Kamis (11/7/2025) sore di Wantilan Goa Gajah, Desa Bedulu, Kecamatan Blahbatuh, Gianyar. Pameran ini akan berlangsung selama satu bulan hingga 11 Agustus 2025.

Acara pembukaan berlangsung meriah dengan penampilan Kecak Barong Dance yang memukau puluhan pengunjung lokal dan mancanegara. Perpaduan antara seni visual dan seni pertunjukan menjadi daya tarik utama acara ini.
Ketua Komunitas Bedulu Artist Community, KA Maiyana, S.Sn., mengatakan bahwa pameran ini bertujuan membangkitkan kembali kesadaran kolektif atas nilai budaya dan spiritualitas yang lahir dari tanah Bali.
“Metangi dalam bahasa Bali berarti bangun dari tidur. Ini adalah metafora tentang kebangkitan daya cipta, kesadaran baru, dan keterhubungan dengan ruang serta sejarah lokal,” ujarnya.
Sebanyak 26 seniman lintas generasi ambil bagian dalam pameran ini. Menghadirkan karya-karya lukisan dengan karakteristik unik yang mencerminkan pemikiran dan pengalaman masing-masing seniman. Beberapa nama yang turut berpartisipasi antara lain Maiyana, Ngurah Astawa, Koji Nakano, Agung Adi, Edi Able, Kadek Raharja, Made Arya ‘Dedok’, Raphaela Vannya, hingga Heroe MS.
Baca Juga : Siswa dan Guru Bawa Bekal dan Tumbler Selama MPLS
Menariknya, lokasi pameran dipilih secara khusus di pelataran situs bersejarah Goa Gajah, menambahkan nilai simbolis dan spiritual pada keseluruhan tema pameran. Tempat suci ini menjadi konteks penting untuk menyampaikan pesan kebangkitan budaya yang ingin diusung.
“Metangi bukan sekadar tontonan seni, tapi ajakan untuk sadar, bangkit, dan menyatu kembali dengan nilai-nilai luhur budaya lokal,” tambah Maiyana.
Selain pameran seni rupa, agenda pertunjukan seni, diskusi kreatif, dan aktivitas interaktif juga akan digelar selama penyelenggaraan berlangsung. Tujuannya adalah memperluas partisipasi publik serta membangun jembatan antara seniman dan masyarakat.
Pameran ini terbuka untuk umum setiap hari dan diharapkan menjadi wadah edukatif sekaligus reflektif bagi masyarakat lintas usia. Kehadirannya tidak hanya merayakan kreativitas lokal, tetapi juga memperkuat posisi Gianyar sebagai pusat seni dan budaya di Bali.
















